Langsung ke konten utama

Migrasi di Provinsi NTB

 

Migrasi secara luas dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen tanpa pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di dalam negeri atau ke luar negeri (BPS). Konsep migrasi dalam statistik migrasi yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratid provinsi atau kabupaten/kota (migrasi internal). Batasan waktu untuk sesorang dikatakan melakukan migrasi adalah 1 tahun yang sejalan dengan konsep tempat tinggal atau dapat diartikan bawah seseorang dikatakan migran jika tempat tinggal di tempat baru atau berniat tinggal di tempat baru paling sedikit satu tahun lamanya.

Dari artikel yang dirilis Liputan6, terdapat dua jenis migrasi, yaitu migrasi nasional dan migrasi internasional. Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk yang terjadi masih dalam satu negara atau BPS menyebutnya dengan migrasi internal. Migrasi nasional terdiri dari beberapa jenis yaitu sirkulasi (perpindahan penduduk yang tidak menetap atau tinggal sementara di daerah tujuan), urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau), ruralisasi (perpindahan penduduk dari kota ke desa), dan transmigrasi (perpindahan penduduk antar pulau). Kemudian migrasi internasional adalah perpindahan yang dilakukan antar batas administratif negara yang terdiri dari tiga jenis yaitu imigrasi (kedatangan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri), emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri), dan repatriasi (perpindahan penduduk dari negara lain kembali ke negara asalnya dimana orang tersebut sudah pergi ke luar negeri dalam jangka waktu yang cukup panjang).

Dalam konsep dan definisi yang digunakan BPS dalam publikasi Statistik Migrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat saat melakukan pengumpulan data, migran (orang yang melakukan migrasi) digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

1.     Migran seumur hidup, jika kabupaten/kota tempat lahir berbeda dari kabupaten/kota tempat tinggal sekarang.

2.    Migran risen jika kabupaten/kota tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda dari kabupaten/kota tempat tinggal sekarang.

3.     Migran kembali jika kabupaten/kota tempat tinggal sekarang sama dengan kabupaten/kota tempat lahir dan pernah tinggal di kabupaten/kota lain.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), migran seumur hidup antar kabupaten/kota tidak terlalu banyak terjadi dilihat dari persentase migran seumur hidup antar kabupaten/kota yang tertinggi terdapat di Kota Mataram dengan persentase penduduk migran seumur hidup adalah 20,27 % yang merupakan hal yang wajar mengingat Kota Mataram adalah pusat administrasi dari Provinsi NTB. Kemudian yang tertinggi kedua terjadi kabupaten Sumbawa Barat dengan persentase penduduk migran seumur hidupnya adalah 19,22% dan yang tertinggi ketiga di Kota Bima dengan persentase sebesar 15,09%.

Migran seumur hidup antar provinsi di NTB baik itu di pulau Lombok ataupun Sumbawa didominasi oleh penduduk yang asal tempat lahirnya dari Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 32.035 jiwa. Kemudian diikuti oleh provinsi Bali dengan jumlah migran seumur hidup sebesar 20.886 jiwa. Uniknya di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki asal migran kedua terbanyak di kedua kabupaten tersebut berasal dari luar negeri. Hal ini bisa jadi terjadi karena pembangunan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah yang melibatkan banyak orang dari luar negeri dalam pembangunannya dan menarik minat orang luar negeri untuk pindah dan menetap di  daerah sekitar Sirkuit Mandalika yaitu Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Migrasi neto seumur hidup di Provinsi NTB bernilai negatif yang artinya, lebih banyak penduduk yang lahir NTB yang menetap di luar provinsi NTB. Besaran migrasi neto seumur hidup di NTB sebesar -76.787 jiwa.  Jumlah ini cukup sedikit jika dibandingangkan migrasi neto seumur hidup provinsi lainnya yang sama-sama negatif. Jika dilihat antar kabupaten/kotanya, hanya tiga kabupaten yang memiliki migrasi neto negatif yaitu Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur, serta Kota Bima.

Untuk migrasi neto risen Provinsi NTB bernilai positif 131.715 jiwa. Nilai positif ini berarti penduduk yang dalam jangka waktu lima tahun terakhir penduduk dari provinsi lain yang masuk dan menetap di wilayah NTB lebih banyak dibandingkan yang keluar dari wilayah Provinsi NTB. Jumlah ini terbilang cukup besar dibandingkan dengan migrasi neto risen dari provinsi lain. 

Potensi dampak dari banyaknya migrasi risen masuk ini akan mempersulit penduduk angkatan kerja asli NTB untuk memperoleh pekerjaan dikarenakan pertambahan persaingan untuk mendapat pekerjaan karena salah satu alasan penduduk melakukan migrasi tentunya karena ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik Meskipun begitu, angka TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) di NTB masih dalam batas normal yaitu 3,3%. 

Salah satu dampak dari tingginya migrasi risen di NTB ini terlihat dari persentase penduduk miskin di NTB yang cukup tinggi yaitu 13,85% pada Februari 2023. Penduduk migran risen yang masuk ke wilayah NTB berpotensi menaikkan angka kemiskinan di NTB. Namun, semoga dengan tingginya migran yang masuk ke NTB bisa membuka potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik sehingga dapat memajukan kesejahteraan masyarakat yang hidup di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

 

Referensi:

Statistik Migrasi Indonesia Hasil Long Form SP2020 

Statistik Migrasi Nusa Tenggara Barat Hasil Long Form SP2020

 https://www.liputan6.com/hot/read/4235487/jenis-jenis-migrasi-nasional-dan-migrasi-internasional-yang-perlu-dipahami?page=6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Dekdi A : The Luicifer Prince Who Fell For Me

 Novel yang akan aku review kali ini adalah novel karya Dekdi A yang  berjudulThe Lucifer Who Fell For Me Informasi Buku Judul Buku : The Lucifer Prince Who Fell For Me Penulis : Dekdi A Jumlah halaman : 408 halaman Tahun terbit : 2021 Penerbit : Reneluv Genre : Fantasi, Romance, Kerajaan, Fanfiction Harga : Rp.100.000,00 Sinopsis Sejak lahir, Gracia Walson memiliki kelainan jantung yang membuatnya tidak bisa bersosialisasi. Harapannya adalah adalah sembuh dan bisa hidup seperti manusia pada umumnya. Namun, diusianya yang ke-25 tahun, Gracia malah menghembuskan nafas terakhir dengan kondisi memeluk sebuah novel berjudul The Lucifer Who Fell For Me.   Menjelang ajalnya, Gracia memohon sebuah kehidupan yang sehat dan bahagia. Tanpa diduga, Gracia malah terbangun di sebuah kastil megah dengan wujud seorang remaja yang begitu cantik. Remaja tersebut bernama Grace Nata Weldon, seorang tokoh antagonis di novel The Lucifer Who Fell For Me . Ia seorang wanita sosiopat yang berakh...

Isi hati untuk TPKI

  Saat pertama kali tahu bahwa pada perkuliahan semester 4 ini ada mata kuliah TPKI, aku pikir mata kuliah ini akan mirip mata kuliah Bahasa Indonesia di semester sebelumnya yang kumasukkan ke dalam kategori “mata kuliah santai”. Datanglah perkuliahan TPKI pertemuan pertama, bersama Ibu Siska yang belum pernah ku kenal sebelumnya. Awal pertemuan kuliah TPKI sangat menyenangkan, suasana belajar yang cukup tenang dan menyenangkan, terlebih lagi saat aku tau mata kuliah ini akan sangat membantu dalam penyusunan tugas akhir saat tingkat tiga. Semua sangat menyenangkan sampai pada akhirnya Ibu Siska menerangkan akan ada tugas penelitian kelompok, tugas buat tulisan blog, kuis setiap pertemuan, dan penyusunan proposal sebagai UAS. Aku cukup kaget dengan tugas mata kuliah ini yang ternyata cukup banyak dibandingkan mata kuliah lainnya. Terlebih lagi ada tugas penelitian kelompok yang akan diselesaikan dalam waktu 1 semester yang mengharuskan ada kerja kelompok TPKI setiap minggu sampa...

Transformasi Si Anak Desa di Tanah Perantauan, Jakarta

  Siapa yang tidak kenal Jakarta? Jikalau nama “Jakarta” disebut, yang pertama terlintas dipikiranku adalah “kota besar”. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di sebuah desa di pinggiran Kota Mataram, bisa hidup di kota menjadi salah satu impianku. Kenapa? Untukku tinggal di kota akan memberiku banyak keuntungan akses ke minimarket yang mudah, ongkos kirim belanja online lebih murah, dan tidak susah sinyal. Dan disinilah tempat tinggalku sekarang, Kota Jakarta. Proses beradaptasi dari seseorang yang tinggal di pinggiran kota menjadi seseorang yang tinggal di jantung ibu kota negara tidak terlalu sulit untukku. Realita tinggal di kota yang padat ini tidak sesulit ekspetasiku sebelum menginjakkan kaki disini. Walaupun begitu, awal datang ke Jakarta aku cukup kaget dengan kondisi tempat tinggal yang sumpek dan terlalu banyak orang ini. Namun, aku takjub dengan berbagai pemandangan kota yang tidak pernah kulihat sebelumnya di kampung halamanku yang berbeda hampir 180 derajat...