Langsung ke konten utama

Berkenalan dengan 17 Tujuan SDGs dan Perkembangannya di Indonesia

                                    Sumber : https://sdgs.bappenas.go.id/

Pada tanggal 25 September 2015 di Sidang Umum PBB, sebanyak 193 negara telah menyetujui dan sepakat untuk berkomitmen dalam upaya menyejahterakan masyarakat dunia secara global dalam aspek ekonomi dan sosial dengan tetap memerhatikan dampak dari kegiatan yang dilakukan ke lingkungan. Komitmen tersebut tertuang dalam 17 tujuan yang disebut dengan SDGs (Sustainable Development Goals) atau jika dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Target waktu tercapainya SDGs adalah 15 tahun atau tahun 2030.

Indonesia menjadi salah satu bagian negara yang berkomitmen dalam mewujudkan tercapainya SDGs. Dalam usahanya tersebut, berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia sesuai dengan 17 tujuan dalam SDGs. Berikut ini adalah 17 tujuan SDGs dan perkembangannya di Indonesia.

1. Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan 

 Menghilangkan kemiskinan menjadi tujuan pertama dalam SDGs. Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks yang melibatkan banyak dimensi dalam kehidupan. Kemiskinan dapat memberikan dampak dalam berbagai sektor seperti kualitas pendidikan, kualitas hidup, kesehatan masyarakat, kesejahteraan, dan berbagai sektor lainnya. Maka dari itu, memberantas kemiskinan menjadi salah satu tujuan utama dari SDGs. Dalam mencapai tujuan ini, terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur capaian yaitu tingkat kemiskinan, akses terhadap pelayanan dasar, program jaminan sosial dibidang ketenagakerjaan, hak tanah, pengeluaran untuk layanan pokok, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data pada publikasi BPS tentang Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, capaian pada indikator-indikator dalam tujuan 1 SDGs menunjukkan perkembangan yang baik pada sebagian besar indikator. Angka kemiskinan terus menurun sejak tahun 2018 sampai tahun 2022 berada di angka 2,5%. Selain itu, masyarakat semakin banyak aktif dan berpartisipasi dalam program jaminan sosial dan ketenagakerjaan yang diselenggarakan pemerintah. Namun, indikator pada bidang bencana alam menunjukkan banyak korban dan kerugian pada tahun 2021 dan 2020 yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Secara keseluruhan Indonesia berada pada jalur yang positif dalam mencapai tujuan 1 SDGs.

2. Tujuan 2: Tanpa Kelaparan

                        Sumber: https://www.inikepri.com/2022/07/08/hampir-1-miliar-penduduk-bumi-alami-kelaparan/

Tujuan kedua dari SDGs adalah tanpa kelaparan yaitu dengan capaian untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Penduduk bumi diproyeksikan berjumlah 9 miliyar pada tahun 2030. Oleh karena itu memperkuat ketersediaan bahan pangan melalui pertanian berkelanjutan merupakan hal penting yang harus dilakukan. Dalam mencapai tujuan ini, terdapat 15 indikator yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan kedua, beberapa diantaranya yaitu prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan, stunting, pola pangan harapan, nilai tukar petani, pendapatan petani, dan lain sebagainya.

Beberapa indikator menunjukkan perkembangan yang negatif, yaitu prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan (PoU) yang meningkat sejak tahun 2020 sampai tahun 2022 mencapai 10,21% dimana target dalam SDGs adalah 5%. Selain itu peningkatan prevalensi anemia pada ibu hamil juga mengalami peningkatan. Selain itu, luas lahan pertanian Indonesia yang terus berkurang yang berakibat pada penurunan produksi pangan. Namun, beberapa indikator lain seperti stunting dan nilai tukar petani memiliki perkembangan yang positif. Jadi, dalam mencapai tujuan ini, masih diperlukan banyak usaha baik itu dari pemerintah maupun kita sebagai masyarakat untuk bisa memberantas kelaparan yang terjadi disekitar kita.

3. Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera

                    Sumber: https://www.frisianflag.com/milkpedia/nutrisi-dan-kesehatan/manfaat-dan-cara-hidup-sehat-di-rumah

Tujuan ke-3 ini ingin menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Adapun target-target dalam tujuan ketiga ini adalah penurunan kematian ibu dan bayi, mengurangi kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, pencegahan penyalahgunaan zat, menjamin akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi, meningkatkan cakupan kesehatan universal, penguatan pelaksanaan pengendalian tembakau (tobacco control), pengembangan dan penelitian vaksin dan obat, serta peningkatan pembiayaan kesehatan. Dalam pengukuran keberhasilannya, tujuan ke-3 ini memiliki 21 indikator seperti angka kematian ibu, Angka Kematian Balita, Insiden penyakit menular, dan sebagainya.

 Secara keseluruhan erkembangan dari tujuan ke-3 di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari sebagian besar indikator yang menunjukkan peningkatan penggunaan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan proses kelahiran, penurunan angka kematian ibu dan bayi, jumlah daerah yang tereliminasi penyakit endemis semakin banyak, dan lainnya. Namun, pada indikator jumlah orang penyandang obesitas mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2013. Hal ini dapat menjadi konsen untuk mengembangkan program untuk menurunkan angka obesitas yang terjadi.

4. Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas

https://fmppjateng.wordpress.com/2012/08/29/membangun-pendidikan-murah-mudah-dan-kualitas/

Tujuan ke-4 adalah untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Adapun target dalam tujuan ini terdiri dari menjamin akses terhadap pengasuhan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan kejuruan termasuk universitas yang terjangkau dan berkualitas, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, dan meningkatkan jumlah guru berkualitas. Pendidikan menjadi dasar dalam peningkatan kualitas SDM.

Secara umum, perkembangan capaian indikator dalam tujuan ke-4 ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi pada indikator tingkat penyelesaian pendidikan dasar, tingkat partisipasi dalam pembelajaran yang terorganisir satu tahun sebelum usia sekolah dasar, dan tingkat partisipasi remaja dan dewasa dalam pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal.

5.  Tujuan 5 : Kesetaraan Gender

Sumber: freepik.com

 Tujuan ke-5 adalah mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan. Pemberdayaan perempuan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan masih memerlukan perhatian khusus sehingga menjadi salah satu tujuan dalam SDGs. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dalam bidang politik, ekonomi, maupun masyarakat. 

Di Indonesia, beberapa indikator dalam tujuan ke-5 sudah mencapai target seperti terdapat kerangka hukum kesetaraan gender, menurunnya kekerasan pada perempuan, pernikahan dini yang menurun. Namun, terdapat kendala pada partisipasi perempuan dalam menduduki posisi managerial dan kursi parlemen di Indonesia yang saat ini masih sangat didominasi oleh laki-laki.

 6. Tujuan 6 : Air Bersih dan Sanitasi Layak

Sumber : https://news.unair.ac.id/2021/09/23/pentingnya-keamaan-sanitasi-dan-air-minum-bagi-masyarakat/?lang=id

Tujuan ke-6 adalah mencapai ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua agar semua orang dapat menikmati standar hidup yang layak dan bersih. Adapun target dari tujuan ke-6 ini adalah Target-target tersebut terdiri dari akses terhadap air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, kualitas air dan limbah, serta pemanfaatan, pengelolaan dan pelestarian sumber daya air. 

 Perkembangan dalam tujuan ke-6 SDGs di Indonesia secara umum semakin baik. Hal ini terlihat dari peningkatan rumah tangga yang memiliki akses air minum layak dan akses terhadap sanitasi yang layak pada tahun 2022. Pemenuhan terhadap dua hal ini menjadi konsen utama karena merupakan salah satu kebutuhan dasar yang bisa berakibat fatal ke kehidupan apabila tidak terpenuhi.

7. Tujuan 7 : Energi Bersih dan Terjangkau

Sumber: https://atonergi.com/manfaat-penggunaan-energi-bersih-dan-terjangkau-untuk-ekonomi/

Tujuan ke-7 adalah menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua. Adapun target dari tujuan ini adalah menjamin akses terhadap layanan energi yang terjangkau, andal dan modern, meningkatkan pangsa energi terbarukan, efisiensi energi, serta meningkatkan teknologi untuk penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan. 

Perkembangan  tujuan ke-7 di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini dilihat dari peningkatan penggunaan gas pada rumah tangga yang mencapai 87,1% di tahun 2022 serta penggunaan pembangkit listrik dari energi terbarukan meningkat 12,3% dari tahun sebelumnya.

8. Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

https://nasionalisrakyatmerdeka.wordpress.com/2015/02/24/indonesia-adopsi-rekomendasi-kebijakan-pekerjaan-layak-dan-pembangunan-berkelanjutan/

Tujuan ke-8 adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan menciptakan kesempatan kerja yang semakin luas. Namun, perlu diperhatikan juga tentang kelayakan dari pekerjaan yang dilakukan. Target dari tujuan ini yaitu mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita; mencapai tingkat produktivitas ekonomi lebih tinggi; menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif; penciptaan lapangan kerja layak; mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM); mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja; tidak menempuh pendidikan atau pelatihan (NEET); mempromosikan pariwisata berkelanjutan; memperkuat lembaga keuangan.

 Di Indonesia, perkembangan tujuan ke-8 secara keseluruhan menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang baik dan stabil, penurunan angka pengangguran, serta akses UMKM ke lembaga keuangan yang semakin meningkat.

9.  Tujuan 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Sumber: https://www.medcom.id/ekonomi/analisa-ekonomi/nbwQ9nxK-inovasi-untuk-infrastruktur-indonesia

Tujuan ke-9 adalah membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.  Infrastruktur yang baik akan menunjang perkembangan ekonomi yang baik sehingga akan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, dan kestabilan ekonomi. 

Perkembangan infrastruktur di Indonesia terus mengalami peningkatan yang terlihat dari peningkatan jumlah penumpang dan logistik barang dengan transportasi baik darat, laut, maupun udara. Sedangkan pada industri manufaktur mengalami kenaikan nilai tambah per kapita namun, terjadi penurunan kontribusi terhadap PDB.

 10. Tujuan 10: Berkurangnya Kesenjangan

Sumber: https://jamberita.com/read/2019/11/17/5954855/kesenjangan-sosial-di-indonesia/

 Tujuan ke-10 adalah mengurangi kesenjangan intra dan antar negara. Kesenjangan terutama dalam hal ekonomi merupakan hal yang kompleks. Negara harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan secara merata ke semua penduduk di semua wilayah. 

Perkembangan kesenjangan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif yang dilihat dari gini ratio yang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Selain itu, jumlah desa mandiri juga semakin meningkat pada tahun 2022 serta terjadi penurunan jumlah desa tertinggal. Walaupun begitu, jumlah desa tertinggal masi cukup banyak, sehingga diperlukan perhatian lebih dalam pemerataan infrastruktur di setiap daerah di Indonesia.

11. Tujuan 11:  Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan

Sumber: https://www.google.com/

 Tujuan ke-11 adalah menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan untuk membina masyarakat yang harmonis dan berkembang. Dalam mencapai tujuan ini terdapat beberapa target antara lain meliputi pembangunan kota yang terpadu, infrastruktur dan pelayanan perkotaan, serta risiko bencana dan perubahan iklim di perkotaan.

Perkembangan tujuan ke-11 SDGs di Indonesia perlahan sedang menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini tercermin dari meningkatnya akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau setiap tahunnya, persentase sampah yang dikelola mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, beberapa indikator seperti Indeks Kualitas Udara (IKU) yang terus meningkat dapat membahayakan kesehatan masyarakat. 

12. Tujuan 12: Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab

https://berandainspirasi.id/tujuan-12-konsumsi-dan-produksi-yang-bertanggung-jawab/

Tujuan ke-12 adalah menjadikan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Target-target dalam tujuan ini terdiri dari pencapaian pelaksanaan 10 tahun kerangka kerja konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, pengelolaan bahan kimia dan limbah B3, serta pencapaian praktek usaha berkelanjutan.

Perkembangan tujuan ke-12 di Indonesia secara umum mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah sampah yang didaur ulang yang mengalami peningkatan dan meningkatnya jumlah pembangkit energi terbarukan. Namun, produksi sampah makanan Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, serta terjadi penurunan persentase limbah B3 yang diolah sebelum dilepas ke alam. Hal ini menjadi perhatian pemerintah agar meningkatkan ketaatan peraturan mengenai pengelolaan sampah.

13. Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim

Sumber: Shutterstock

Tujuan ke-13 adalah mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Target pada tujuan ini adalah memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya perubahan iklim, integrasi tindakan antisipasi dalam kebijakan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi dan adaptasi pengurangan dampak perubahan iklim. 

Perkembangan tujuan ke-13 ini sangat mengalami perkembangan yang cukup baik dilihat dari bertambahnya sekolah dengan sistem Adiwiyata yaitu sekolah dengan basis peduli lingkungan hidup. 

14. Tujuan 14:  Ekosistem Lautan

Sumber: https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1585-mengenal-ekosistem-laut

Tujuan ke-14 adalah melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjuran sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan. Target dari tujuan ini adalah tata ruang laut dan pengelolaan wilayah laut berkelanjutan, penangkapan ikan dalam batasan biologis yang aman (MSY) dan pemberantasan IUU fishing, peningkatan kawasan konservasi perairan dan pemanfaatan berkelanjutan, serta dukungan dan perlindungan nelayan kecil.

 Menurut publikasi BPS, perkembangan Indonesia dalam mencapai tujuan 14 masih stagnan karena masih menghadapi tantangan yang signifikan karena kurangnya implementasi dari kerangka hukum tentang pengelolaan laut.

15. Tujuan 15: Ekosistem Darat

Sumber: https://roboguru.ruangguru.com/question/perhatikan-gambar-berikut-ini-bumi-merupakan-satu-satunya-planet-dalam-tata-surya_QU-RUWGWYUA

Tujuan ke-15 adalah melindungi , merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati. Target dari tujuan ini adalah tata kelola kehutanan, konservasi dan keanekaragaman hayati, melestarikan dan memanfaatkan nilai ekonomi hayati, penegakan hukum bidang lingkungan hidup, karantina hewan dan tumbuhan, serta keamanan hayati hewan dan nabati.

Perkembangan dari tujuan 15 di Indonesia cenderung menunjukkan beberapa perkembangan positif di beberapa indikator seperti degradasi lahan yang menurun sebesar 0,69 persen. Namun kepunahan spesies cendeng meningkat dan indeks tutupan hijau pengunungan sedikit mengalami penurunan. 

16. Tujuan 16:  Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh

Sumber: https://panahkirana.wixsite.com/pankir/single-post/2018/04/17/lambang-hukum-themis-sang-dewi-keadilan

Tujuan ke-16 adalah Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan. Target dari tujuan ke-16 ini adalah menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai (Peace), terwujudnya penegakan keadilan (Justice) dengan menyediakan akses keadilan untuk semua, serta membangun institusi yang tangguh (Strong institutions).

Perkembangan tujuan ini di Indonesia menunjukkan tren positif yang dilihat dari jumlah korban kekerasan yang menunjukkan penurunan, peningkatan pelayanan hukum pada orang tidak mampu, dan indeks perilaku antikorupsi yang semakin meningkat.

17. Tujuan 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Sumber: BPMI Setpres

Tujuan ke-17 adalah menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Melakukan kerja sama dalam tingkat internasional sangatlah penting guna mencapai tujuan-tujuan nasional. Beberapa target yang hendak dicapai untuk tujuan ini antara lain penguatan sumber daya domestik dan keuangan, peningkatan Kerja sama SelatanSelatan dan Triangular, peningkatan investasi, peningkatan adopsi teknologi dan inovasi, peningkatan ekspor, serta pengembangan kapasitas statistik. 

Perkembangan indikator pada tujuan ke-17 SDGs di Indonesia mengalami pekembangan yang baik. Dapat dilihat pada jumlah ekspor yang semakin meningkat, perluasan infrastruktur teknologi dan informasi, serta semakin banyaknya program kerja sama dan pendanaan pemerintah. 


Sumber:

Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Bappenas. 2023. https://sdgs.bappenas.go.id/. diakses pada 4 Februari 2024

Publikasi BPS: Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2023 Volume 7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Dekdi A : The Luicifer Prince Who Fell For Me

 Novel yang akan aku review kali ini adalah novel karya Dekdi A yang  berjudulThe Lucifer Who Fell For Me Informasi Buku Judul Buku : The Lucifer Prince Who Fell For Me Penulis : Dekdi A Jumlah halaman : 408 halaman Tahun terbit : 2021 Penerbit : Reneluv Genre : Fantasi, Romance, Kerajaan, Fanfiction Harga : Rp.100.000,00 Sinopsis Sejak lahir, Gracia Walson memiliki kelainan jantung yang membuatnya tidak bisa bersosialisasi. Harapannya adalah adalah sembuh dan bisa hidup seperti manusia pada umumnya. Namun, diusianya yang ke-25 tahun, Gracia malah menghembuskan nafas terakhir dengan kondisi memeluk sebuah novel berjudul The Lucifer Who Fell For Me.   Menjelang ajalnya, Gracia memohon sebuah kehidupan yang sehat dan bahagia. Tanpa diduga, Gracia malah terbangun di sebuah kastil megah dengan wujud seorang remaja yang begitu cantik. Remaja tersebut bernama Grace Nata Weldon, seorang tokoh antagonis di novel The Lucifer Who Fell For Me . Ia seorang wanita sosiopat yang berakh...

Isi hati untuk TPKI

  Saat pertama kali tahu bahwa pada perkuliahan semester 4 ini ada mata kuliah TPKI, aku pikir mata kuliah ini akan mirip mata kuliah Bahasa Indonesia di semester sebelumnya yang kumasukkan ke dalam kategori “mata kuliah santai”. Datanglah perkuliahan TPKI pertemuan pertama, bersama Ibu Siska yang belum pernah ku kenal sebelumnya. Awal pertemuan kuliah TPKI sangat menyenangkan, suasana belajar yang cukup tenang dan menyenangkan, terlebih lagi saat aku tau mata kuliah ini akan sangat membantu dalam penyusunan tugas akhir saat tingkat tiga. Semua sangat menyenangkan sampai pada akhirnya Ibu Siska menerangkan akan ada tugas penelitian kelompok, tugas buat tulisan blog, kuis setiap pertemuan, dan penyusunan proposal sebagai UAS. Aku cukup kaget dengan tugas mata kuliah ini yang ternyata cukup banyak dibandingkan mata kuliah lainnya. Terlebih lagi ada tugas penelitian kelompok yang akan diselesaikan dalam waktu 1 semester yang mengharuskan ada kerja kelompok TPKI setiap minggu sampa...

Transformasi Si Anak Desa di Tanah Perantauan, Jakarta

  Siapa yang tidak kenal Jakarta? Jikalau nama “Jakarta” disebut, yang pertama terlintas dipikiranku adalah “kota besar”. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di sebuah desa di pinggiran Kota Mataram, bisa hidup di kota menjadi salah satu impianku. Kenapa? Untukku tinggal di kota akan memberiku banyak keuntungan akses ke minimarket yang mudah, ongkos kirim belanja online lebih murah, dan tidak susah sinyal. Dan disinilah tempat tinggalku sekarang, Kota Jakarta. Proses beradaptasi dari seseorang yang tinggal di pinggiran kota menjadi seseorang yang tinggal di jantung ibu kota negara tidak terlalu sulit untukku. Realita tinggal di kota yang padat ini tidak sesulit ekspetasiku sebelum menginjakkan kaki disini. Walaupun begitu, awal datang ke Jakarta aku cukup kaget dengan kondisi tempat tinggal yang sumpek dan terlalu banyak orang ini. Namun, aku takjub dengan berbagai pemandangan kota yang tidak pernah kulihat sebelumnya di kampung halamanku yang berbeda hampir 180 derajat...