Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Transformasi Si Anak Desa di Tanah Perantauan, Jakarta

  Siapa yang tidak kenal Jakarta? Jikalau nama “Jakarta” disebut, yang pertama terlintas dipikiranku adalah “kota besar”. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di sebuah desa di pinggiran Kota Mataram, bisa hidup di kota menjadi salah satu impianku. Kenapa? Untukku tinggal di kota akan memberiku banyak keuntungan akses ke minimarket yang mudah, ongkos kirim belanja online lebih murah, dan tidak susah sinyal. Dan disinilah tempat tinggalku sekarang, Kota Jakarta. Proses beradaptasi dari seseorang yang tinggal di pinggiran kota menjadi seseorang yang tinggal di jantung ibu kota negara tidak terlalu sulit untukku. Realita tinggal di kota yang padat ini tidak sesulit ekspetasiku sebelum menginjakkan kaki disini. Walaupun begitu, awal datang ke Jakarta aku cukup kaget dengan kondisi tempat tinggal yang sumpek dan terlalu banyak orang ini. Namun, aku takjub dengan berbagai pemandangan kota yang tidak pernah kulihat sebelumnya di kampung halamanku yang berbeda hampir 180 derajat...

Migrasi di Provinsi NTB

  Migrasi secara luas dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen tanpa pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di dalam negeri atau ke luar negeri (BPS). Konsep migrasi dalam statistik migrasi yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratid provinsi atau kabupaten/kota (migrasi internal). Batasan waktu untuk sesorang dikatakan melakukan migrasi adalah 1 tahun yang sejalan dengan konsep tempat tinggal atau dapat diartikan bawah seseorang dikatakan migran jika tempat tinggal di tempat baru atau berniat tinggal di tempat baru paling sedikit satu tahun lamanya. Dari artikel yang dirilis Liputan6, terdapat dua jenis migrasi, yaitu migrasi nasional dan migrasi internasional. Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk yang terjadi masih dalam satu...

Tantangan bonus demografi di NTB

  Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Imam Suyanto selaku Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian Perdagangan memaparkan pendapatnya bahwa bonus demografi terbagi atas dua sisi yaitu sisi kesempatan dan sisi tantangan. Kesempatan yang ia maksud adalah momentum untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun tantangannya adalah sampai saat ini Indonesia masih memiliki beragam permasalahan dari beberapa aspek. Salah satu aspek yang berperan penting dalam optimalisasi bonus demografi adalah derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan adalah gambaran tentang kondisi kesehatan yang terjadi secara umum di masyarakat . Menurut teori H.L. Blum, faktor-faktor yang memengaruhi derajat kesehatan serta proporsi besar pengaruhnya...